Cerita rakyat Sangkuriang adalah salah satu cerita rakyat dari Jawa Barat. Foto Buku Dayang Sumbi yang PintarCerita Sangkuriang adalah salah satu cerita rakyat yang berasal dari Provinsi Jawa Barat. Cerita ini berkaitan dengan Tangkuban Perahu, salah satu gunung aktif di Jawa Sangkuriang dipercaya sebagai penyebab utama munculnya gunung Tangkuban Parahu. Kisah ini menceritakan kegagalan seorang pria bernama Sangkuriang untuk meminang seorang wanita bernama Dayang rakyat Sangkuriang mengandung pesan moral agar tetap berpegang teguh pada nilai moral yang ada di masyarakat. Mengapa demikian? Untuk lebih jelasnya, simak cerita Sangkuriang di bawah Rakyat SangkuriangDikutip dari buku 60 Management Gems yang ditulis oleh AB Susanto, cerita Sangkuriang adalah cerita tentang orang yang melakukan sesuatu yang bukan-bukan dalam keluarga sendiri. Mestinya, dongeng dan cerita rakyat itu diubah akhirnya agar positif dan mendorong masyarakat demikian, kisah ini memiliki sejumlah pesan moral yang dapat diambil. Mengutip dari buku Bahasa Indonesia untuk SD dan MI Kelas 5 terbitan Gramedia, berikut kisah SangkuriangIlustrasi Sangkuriang dan Tumang. Foto PPIP BandungPada zaman dahulu, tersebutlah kisah seorang puteri raja di Jawa Barat bernama Dayang Sumbi. Dia mempunyai seorang anak laki-laki yang diberi nama tersebut sangat gemar berburu dia berburu dengan ditemani oleh Tumang, anjing kesayangan istana. Sangkuriang tidak tahu, bahwa anjing itu adalah titisan dewa dan juga suatu hari Tumang tidak mau mengikuti perintahnya untuk mengejar hewan buruan. Maka, anjing tersebut diusirnya ke dalam kembali ke istana, Sangkuriang menceritakan kejadian itu pada Ibunya. Bukan main marahnya Dayang Sumbi begitu mendengar cerita sengaja dia memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi yang dipegangnya. Sangkuriang terluka. Dia sangat kecewa dan pergi kejadian itu, Dayang Sumbi sangat menyesali dirinya. Dia selalu berdoa dan sangat tekun bertapa. Pada suatu ketika, para dewa memberinya sebuah hadiah. Dia akan selamanya muda dan memiliki kecantikan abadi. Setelah bertahun-tahun mengembara, Sangkuriang akhirnya berniat untuk kembali ke tanah airnya. Sesampainya disana, kerajaan itu sudah berubah total. Di sana dijumpainya seorang gadis jelita, yang tak lain adalah Dayang Sumbi. Terpesona oleh kecantikan wanita tersebut maka, Sangkuriang karena pemuda itu sangat tampan, Dayang Sumbi pun sangat terpesona padanya. Pada suatu hari Sangkuriang minta pamit untuk berburu. Dia minta tolong Dayang Sumbi untuk merapikan ikat kepalanya. Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi ketika melihat bekas luka di kepala calon suaminya. Luka itu persis seperti luka anaknya yang telah pergi lama diperhatikannya, ternyata wajah pemuda itu sangat mirip dengan wajah anaknya. Dia menjadi sangat ketakutan. Maka kemudian dia mencari upaya untuk menggagalkan lamaran Sangkurian. Dia mengajukan dua buah syarat. Pertama, dia meminta pemuda itu untuk membendung sungai Citarum. Yang kedua, dia minta Sangkuriang untuk membuat sebuah sampan besar untuk menyeberang sungai itu. Kedua syarat itu harus sudah dipenuhi sebelum fajar menyingsing. Malam itu Sangkuriang melakukan tapa. Dengan kesaktiannya dia mengerahkan makhluk-makhluk gaib untuk membantu menyelesaikan pekerjaan itu. Ilustrasi Dayang Sumbi mengintip pekerjaan Sangkuriang. Foto PPIP BandungDayang Sumbi pun diam-diam mengintip pekerjaan tersebut. Begitu pekerjaan itu hampir selesai, Dayang Sumbi memerintahkan pasukannya untuk menggelar kain sutera merah di sebelah timur menyaksikan warna memerah di timur kota, Sangkuriang mengira hari sudah selesai. Dia pun menghentikan pekerjaannya. Dia sangat marah oleh karena itu berarti dia tidak dapat memenuhi syarat yang diminta Dayang kekuatannya, dia menjebol bendungan yang dibuatnya. Terjadilah banjir besar melanda seluruh kota. Dia pun kemudian menendang perahu besar yang dibuatnya. Perahu itu melayang dan jatuh, menjadi sebuah gunung di bagian utara kota Bandung sekarang, yang bernama “Tangkuban Perahu".
ViewNaskah Drama Cerita Rakyat NSSSNS JBFNF at SMAN 3 Pekanbaru. Naskah Drama Cerita Rakyat Berjudul "Sangkuriang" Tokoh Drama: 1. Dayang Sumbi 2. Sangkuriang 3. Tumang/ Anjing
Tokoh Drama1. Dayang Sumbi2. Sangkuriang 3. Tumang/ Anjing sakti4. Beberapa tokoh pembantu/ibu-ibu Narator Dikisahkan pada beribu-ribu tahun yang lalu, tanah Parahyangan dipimpin oleh seorang raja dan seorang ratu yang hanya mempunyai seorang putri. Putri itu bernama Dayang Sumbi. Dia sangat cantik dan cerdas, sayangnya dia sangat manja. Pada suatu hari saat sedang menenun di beranda istana, Dayang Sumbi merasa lemas dan pusing. Dia menjatuhkan pintalan benangnya ke lantai berkali-kali. Adegan 1 Dayang Sumbimarah aaahhh! Jatuh lagi! Jatuh lagi! Aku malas mengambilnya lagi! Aku bersumpah! Siapapun dia jika ada yang mengambilkan pintalan benangku, kalau dia laki-laki, akan kujadikan suami, jika perempuan akan kujadikan saudara. NaratorSetelah kata-kata sumpah itu diucapkan, datang seekor anjing sakti yang bernama Tumang. Tumang Ini pintalan benangnya Tuan Putri! Dayang sumbikaget Haaahhh?? Kenapa se ekor anjing yang harus mengambil pintalan benangku? Berarti mau tak mau....., aku harus melaksanakan sumpahku dan menikahi anjing ini. Narator Kemudian Dayang Sumbi dan Tumang menikah dan hidup berbahagia hingga mereka dikaruniai seorang anak yang berupa anak manusia tapi memiliki kekuatan sakti seperti ayahnya. Anak ini diberi nama Sangkuriang. Dalam masa pertumbuhannya, Sangkuriang selalu ditemani bermain oleh seekor anjing yang bernama Tumang yang dia ketahui hanya sebagai anjing yang setia, bukan sebagai ayahnya. Sangkuriang tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah perkasa. Pada suatu hari Dayang Sumbi memanggil putranya Sangkuriang. Adegan 2 Dayang sumbi Nak, bunda akan mengadakan suatu pesta. Pergilah kau berburu rusa di hutan bersama si Tumang. Sangkuriang Baik, bunda. NaratorTibalah sangkuriang di sebuah hutan. Adegan 3 Sangkuriang Kemana lagi ya, supaya aku bisa mendapatkan seekor rusa? Dari tadi pagi sampai siang, aku menjelajahi hutan ini tapi tak kutemui se ekor rusapun. Aku lelah sekali. Tapi aku tak ingin mengecewakan bunda. Aku tidak ingin pulang, kalau pulang tidak membawa hasil. Maafkan aku Tumang, terpaksa panah ini harus kutujukan padamu. NaratorDengan sangat terpaksa dia mengambil sebatang panah dan mengarahkannya pada Tumang. Dan.....Tak lama kemudian si Tumangpun sekarat kemudian di rumah, Sangkuriang menyerahkan daging Tumang pada ibunya. Adegan 4 Sangkuriang Bunda, ini daging rusa hasil tangkapanku. Dayang sumbi Terima kasih, sayang. Kau hebat sekali. Bunda sangat gembira, Nak. Kau sudah pintar berburu rusa. Narator Setelah menerima daging buruan sangkuriang, Dayang Sumbi melanjutkan acara pestanya. Sesaat setelah pesta usai Dayang Sumbi teringat pada si 5 Dayang sumbi Dimana si Tumang ya? Dari kemarin aku tidak melihat dia. Coba kutanyakan pada Sangkuriang. Sangkuriang! Sangkuriang! Sangkuriang Ada apa bunda memanggilku? Dayang sumbi Dimana si Tumang, Nak? Dari kemarin bunda tidak melihatnya. Sepertinya hari terakhir kemarin, dia ada bersamamu. Trus, sekarang kemana dia? Sangkuriang terdiam dan takut mendengar pertanyaan ibunya. Tu, Tumang sudah mati bunda. Dayang Sumbi Mati??? Trus Siapa yang membunuhnya? Sangkuriang Kemarin, waktu aku berburu di hutan, sudah kujelajahi seluruh hutan dari pagi sampai siang, tapi aku tidak menemukan rusa se ekorpun. Aku tidak ingin mengecewakan bunda. Jika aku pulang tidak membawa hasil buruan. Trus aku arahkan panahku pada si Tumang. Kemudian, kemudian.... dagingnya aku serahkan pada bunda. Dayang Sumbi Apa???!! Jadi, jadi daging yang kau serahkan pada bunda kemarin itu adalah daging si Tumang?? Sangkuriang Bettul bunda. Dayang Sumbi marah Haaaahhhh! Dasar anak tak tau diri! Kau Pembunuh!!! Narator Bukan main marahnya Dayang Sumbi begitu mendengar cerita itu. Tanpa sengaja ia memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi yang dipegangnya. Sangkuriangpun terluka. Sangkuriang Aduh!!! Kenapa bunda memukulku? Sedemikian murkanya bunda padaku. Sangkuriang kecewa pada bunda! Baiklah, untuk menebus kesalahanku, aku akan pergi mengembara. Dayang Sumbiamarahnya mereda Sangkuriang! Sangkuriang! Jangan pergi Nak. Bunda menyesal Nak, sudah melukaimu dan mengatakan kau sebagai pembunuh. Ibu sangat sayang padamu. Kembalilah, Nak! Narator Tapi sayang, semua sudah terlanjur. Sangkuriang tetap berlalu pergi meninggalkan ibunya. Dayang Sumbi pun berdoa kepada para dewata agar bisa dipertemukan kembali dengan putranya. Doanya didengar para dewata penghuni kayangan. Dayang Sumbi diberi kemudaan dan kecantikan abadi, bahkan lebih cantik dari sebelumnya. Bertahun-tahun kemudian, Sangkuriang yang telah melanglang buana ke seluruh penjuru bumi memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Sesampainya di sana, Sangkuriang terkejut karena semuanya sudah berubah. Dia tambah terkejut saat di jalan bertemu seorang wanita yang tak lain tak bukan adalah Dayang Sumbi. Namun mereka tak saling mengenali. Adegan 6 Sangkuriang Heemmmm! Siapa gadis cantik itu ya? Aku sungguh sungguh terpesona melihatnya. aku ingin berkenalan dengannya dan ingin meminangnya jadi istriku. Dayang Sumbi Ehh! siapa ya pemuda tampan di ujung jalan itu. Dari tadi memperhatikanku. Aku jadi ga karuan dibuatnya. Pemuda itu tampan sekali. Pemuda itu sangat mempesona. Aku mau jadi istrinya jika dia mau melamarku untuk jadi istrinya. Sangkuriang Hai, kau cantik sekali. Aku sangat terpesona dibuatnya. Aku ingin sekali melamarmu. Maukah kau jadi istriku? Dayang Sumbi Iya. iya. Tentu saja aku bersedia. Aku bersedia jadi istrimu. Kau tampan sekali. Narator Pada suatu hari Sangkuriang minta pamit untuk berburu. Ia minta tolong Dayang Sumbi untuk merapikan ikat kepalanya. Adegan 7 Sangkuriang Dinda, aku mau pergi berburu ke hutan. Tolong rapikan ikat kepalaku ya. Dayang Sumbi Iya kanda.terkejut sambil memperhatikan luka dikepala sangkuriang dan memperhatikan wajahnya kemudian ketakutanHaaahhh??? Di kepala calon suamiku ini ada bekas luka. Dan bekas luka ini persis seperti luka anakku dulu yang telah pergi merantau. Kanda? Di kepalamu seperti ada bekas luka. Luka karena apa kanda? Sangkuriang Iya betul Dinda. Bekas luka di kepalaku ini, karena dulu pernah dipukul ibuku. ibuku sangat marah sekali padaku waktu itu. Setelah kejadian itu, kemudian aku pergi. kutinggalkan ibuku sendiri. Dayang Sumbibicara dalam hati Ooohh! Jadi, jadi, Dia, dia, anakku sangkuriang yang dulu merantau kini telah kembali berada dihadapanku. Dan, dan, wajahnyapun juga ternyata mirip sekali dengan anakku sangkuriang. Duuuh gimana ini? Pemuda tampan yang akan menjadi calon suamiku adalah putraku sendiri. Aku hampir menikahi putraku sendiri. Aku harus menggagalkan proses peminanganku nanti! Sangkuriang Nah sudah selesai. Sudah beres perlengkapanku berburu. Aku berangkat dulu ya, dinda. Dayang Sumbi Hati-hati Kanda. Narator Dayang Sumbi menjadi bingung. Dayang Sumbi Duuuhhh.., gimana caranya ya supaya aku tidak jadi menikah dengan Sangkuriang? Sangkuriang kan putraku sendiri. Aku harus cari cara untuk menggagalkan supaya tidak jadi menikah dengan Sangkuriang. NaratorSepulangnya Sangkuriang dari berburu, Dayang Sumbi mencoba menjelaskan masalahnya. Adegan 8 Dayang Sumbi Sangkuriang, Sangkuriang. Kau, kau adalah putraku, Nak. Yang waktu dulu telah melukai kepalamu itu adalah aku. Ini Dayang Sumbi ibumu, Nak. Maafkan ibu, Nak. Ibu sangat menyesal sekali sudah melukaimu. Dulu ibu terlalu emosi. Ibu dulu sediiih sekali saat kau tinggalkan. Jangan lanjutkan keinginanmu untuk melamarku ya, Nak. Sangkuriang aaaahhhh!!!! Kau Cuma mengarang-ngarang cerita saja. Tidak mungkin! Kau tidak usah mengada-ngada. Apa yang kau katakan itu bohong! Aku tidak percaya! Dayang Sumbi Dengar anakku! Apa yang bunda ceritakan tadi adalah benar. Kau itu adalah putraku sendiri yang dulu pernah meninggalkanku. Bunda tidak bisa menikah denganmu, Sangkuriang! Sangkuriang Tidak bisa! Aku tidak peduli kau itu siapa! Pokoknya kita tetap akan menikah. Karena aku sangat mencintaimu. Narator Setelah Dayang Sumbi menjelaskan tentang dirinya, namun hal itu hanya dianggap angin lalu oleh Sangkuriang. Dayang Sumbi pun berpikir bagaimana caranya supaya pernikahan mereka berhari-hari Dayang Sumbi berpikir, akhirnya menemukan juga caranya dia akhirnya memutuskan untuk mengajukan syarat perkawinan yang tak mungkin dikabulkan oleh Sangkuriang.. Dia pun menemui Sangkuriang. Adegan 9 Dayang Sumbi Wahai calon suamiku, Sangkuriang, apakah kamu tetap ingin menikahi aku? Sangkuriang Tentu saja, Dayang Sumbi, calon istriku yang cantik. Dayang Sumbi Kalau begitu, aku hendak mengajukan dua syarat jika kamu tetap ingin menikahiku. Sangkuriang Apa syaratnya? Dayang Sumbi Aku ingin kau membuat bendungan. Untuk membendung sungai Citarum dan membuatkan sebuah perahu untuk menyeberanginya. Kedua syarat itu harus sudah jadi sebelum fajar menyingsing. Sangkuriang Baik! Akan aku penuhi syaratmu! Narator Tak lama kemudian, Sangkuriangpun pergi berlalu dari hadapan Dayang Sumbi dan segera bekerja melaksanakan permintaan Dayang Sumbi Tak lupa dia juga menggunakan kekuatan yang dia dapat dari ayahnya untuk memanggil jin-jin dan membantunya. Dengan lumpur dan tanah mereka membendung air dari sungai dan mata air. Beberapa saat sebelum fajar, Sangkuriang menebang sebatang pohon besar untuk membuat sebuah 10 Dayang Sumbi cemas Duuuh gimana ini? Bendungan dan perahu Sangkuriang, sebentar lagi akan segera jadi. Aku harus cari cara menggagalkan pekerjaan Sangkuriang. NaratorKetika Dayang Sumbi melihat bahwa Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaannya, dia berdoa pada dewa-dewa untuk merintangi pekerjaan anaknya dan mempercepat datangnya pagi. Dayang Sumbi Wahai, ibu-ibu! Bangun, bangun! Hari sudah menjelang pagi. Bangun! Bangun! sambil memukul-mukul kentongan. NaratorSetelah membangunkan warga, kemudian meminta bantuan masyarakat sekitar agar menggelar kain sutera berwarna merah di sebelah timur dan membangunkan ayam-ayam jago supaya berkokok. Suasana malampun berubah menjadi suasana fajar. Sangkuriang Haaahh?? Ayam jantan sudah pada mulai berkokok dan awan-awan mulai terlihat kemerah-merahan, tanda fajar telah menyingsing. Tak biasanya matahari terbit lebih cepat dari biasanya. Ini pasti tipuan Dayang Sumbi. marah Haaaahhhh!!! Ku kutuk kau Dayang Sumbi! NaratorSangkuriang pun menghentikan pekerjaannya karena merasa telah gagal memenuhi syarat Dayang Sumbi. Dengan sangat marah dan kesal dia mengutuk Dayang Sumbi kemudian merusak bendungan yang telah dibuatnya sendiri. Dan Desa-desa pun tenggelam karena air bendungan. Lalu, Sangkuriang pun menendang perahu buatannya sendiri yang hampir jadi ke tengah hutan hingga perahu itu berada dalam keadaan terbalik, dan membentuk Gunung Tangkuban Perahu perahu yang menelungkub.
Namunsemua contoh naskah drama cerita rakyat (eg. Cerita legenda) mempunyai pesan yang memiliki arti dan sangat bermanfaat untuk kehidupan masing-masing. Cerita legenda Sangkuriang merupakan salah satu cerita legenda yang sangat familiar di masyarakat Indonesia. Cerita legenda Sangkuriang mengisahkan seorang anak bernama Jaka Sona dan Ibunya
Uploaded byDea Fira L M 50% found this document useful 2 votes446 views9 pagesDescriptionTeks dramaCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document50% found this document useful 2 votes446 views9 pagesNaskah Drama SangkuriangUploaded byDea Fira L M DescriptionTeks dramaFull descriptionJump to Page You are on page 1of 9Search inside document You're Reading a Free Preview Pages 5 to 8 are not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Iamempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Sangkuriang. Sinopsis cerita rakyat nusantara SANGKURIANG Pada jaman dahulu di Jawa Barat hiduplah seorang putri raja yang bernama Dayang Sumbi yang memiliki seorang anak laki-laki bernama Sangkuriang. Konon katanya ada sepasang dewa-dewi dari kahyangan dihukum turun ke bumi karena berbuat kesalahan. Naskah Drama Cerita Rakyat Sangkuriang Terbaru – Simak naskah drama sangkuriang terbaru disini! Tokoh 1. Sangkuriang 2. Tumang/ Anjing sakti 3. Beberapa tokoh pembantu/ibu-ibu 4. Dayang Sumbi Narator Alkisah pada zaman dulu, di tanah Parahyangan pada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang baginda raja yang ditemani oleh seorang ratu yang cuma memiliki seorang putri. Putri tersebut bernama Dayang Sumbi yang tekenal dengan keelokan dan juga kecerdasannya, namun dia juga terkenal dengan sifat manjanya. Di suatu pagi pada dikala dayang sumbi sedang menenun, dia merasa tak lezat tubuh. Selanjutnya ia secara tidak sengaja menjatuhkan pintalan benangnya ke lantai berkali-kali. Adegan 1 Dayang Sumbi Ya ampun, pintalan itu lagi-lagi terjatuh Dayang Sumbi Kesal. Aku bejanji, Siapapun penduduknya jika ada seseorang yang membawakan pintalan benang yang jatuh itu kepadaku, jikalau ia seorang pria, akan kujadikan ia suamiku, kalau ia seorang wanita maka akan kujadikan beliau saudaraku. Narator beberapa dikala sehabis kata-kata kesepakatantersebut diikrarkan, datang-datang datanglah seekor anjing yang sakti berjulukan Tumang. Tumang Ini milikmu tuan putri? seraya membawakan pintalan benang Dayang sumbi Kenapa malah kamu yang membawakan pintalan benangku? Artinya suka tidak suka, saya mesti mengerjakan janjiku untuk menimbulkan anjing ini suamiku. Narator Selanjutnya Dayang Sumbi dan seekor anjing yang berjulukan Tumang hidup berbahagia dalam mahligai rumah tangga. Dalam rumah tangga mereka, Dayang Sumbi dan Tumang dikaruniai seorang anak laki-laki yang gagah dan tampan. Anak tersebut tumbuh dan berkembang layaknya menyerupai seorang anak laki-laki pada umumnya. Anak pria ini dinamakan Sangkuriang. Dalam perjalanan pertumbuhan pertumbuhan Sangkuriang, Keseharian Sangkuriang senantiasa ditemani oleh Tumang yang selama ini ia pahami hanyalah seekor anjing lazimyang selalu setia menemaninya. bukanlah selaku ayah kandungnya. Dalam perjalanan waktu yang senantiasa bergulir, Sangkuriang meningkat dan tumbuh menjadi seorang cowok yang tampan rupawan dan gagah. Pada suatu ketika Dayang Sumbi mengundang puteranya Sangkuriang Adegan 2 Dayang sumbi Ananda Sangkuriang, ibu saat ini sangat ingin menyantap daging menjangan. Pergilah sekarang kamu ke hutan untuk berburu rusa dan ajaklah si Tumang bersama dirimu. Sangkuriang Baiklah, ibundaku. Narator Setibanya Sangkuriang di tengah hutan. Adegan 3 Sangkuriang Dimana saya sanggup memperoleh seekor menjangan yang besar? Aku tidak akan kembali pulang, sebelum menenteng hasil yang memuaskan. Jika aku tidak membawa hasil, maka dengan sungguh terpaksa akan aku hujamkan anak panah ini ke tunuh kumang sebagai ganti hewan buruan yang tak kunjung ku dapatkan. Narator Lalu Sangkuriang mengarahkan busurnya ke aras si Tumang, dan benar saja ia telah melakukannya. Tumang pun terkena anak panah Sangkuriang dan tak usang lalu si Tumangpun sekarat dan risikonya mati. Begitu Sangkuriang datang di rumah, ia pribadi menyerahkan daging Tumang terhadap ibunya. Adegan 4 Sangkuriang Ibunda, ini adalah daging menjangan yang besar hasil buruanku. Dayang sumbi Terima kasih banyak anakku. Kau sungguh cakap sekali dalam berburu menjangan. Narator Beberapa dikala sehabis makan selesai, Dayang Sumbi teringat akan si Tumang. Adegan 5 Dayang sumbi Dimana ya si Tumang? Kenapa beliau belum pulang juga. Sangkuriang, kemarilah nak…! Sangkuriang Iya bunda, ada apa gerangan? Dayang sumbi Kau tahu di mana si Tumang? Kenapa ia belum pulang juga Sangkuriang Maafkan aku ibunda, Tumang sudah mati ditanganku. Daging yang ibi makan, bukanlah daging menjangan. Tapi daging itu ialah milik Tumang. Dayang Sumbi Apa kau bilang???!! Jadi, yang kau hidangkan pada ibumu kemarin yakni daging si Tumang?? Sangkuriang Benar sekali bunda. Dayang Sumbi murka Dasar anak tak tau diri! Pergilah dari rumah ini! style=”displayinline-block;width336px;height280px” data-ad-client=”ca-pub-9290406911233137″ data-ad-slot=”2698768695″> Narator Dayang Sumbi begitu murka besar mendengar kisah tersebut. Dengan reflek dibarengi dengan amarah yang memuncak Dayang Sumbi memukul kepala Sangkuriang dengan benda peralatan dapur yang dipegangnya. Sangkuriang terluka cukup parah dibagian kepalanya. Sangkuriang Maafkan aku ibu, setuju…aku akan pergi dari sini. Beberapa tahun berlalu, Sangkuriang yang sudah mengembara ke seluruh negeri dan berikutnya memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Sesampainya di rumah, Sangkuriang sungguh heran melihat banyak pergeseran yang terjadi pada kampungnya. Kemudian dia bertemu kembali dengan ibunya, tetapi keduanya tidak saling mengenal. Adegan 6 Sangkuriang Hai, nona manis. kau sangat manis. Aku ingin sekali melamarmu. Maukah kamu kupersunting untuk menjadi istriku? Dayang Sumbi Baiklah, saya bersedia untuk menjadi istrimu. Narator Suatu saat Sangkuriang meminta tolong untuk membenahi ikat kepalanya, dan Dayang Sumbi pun mengikuti kemauannya. Dayang Sumbi terkejut melihat kepala Sangkuriang terdapat bekas luka yang amat jelas di kepalanya. Adegan 7 Sangkuriang, mengapa di kepala mu terdapat bekas luka? Bekas luka apakah itu? Sangkuriang Bekas luka di bagian kepalaku ini, dulu aku pernah dipukul oleh ibuku. Karena aku sudah membunuh anjing kesayanganku. Dayang Sumbi Ya Tuhan…! Ternyata engkau adalah Sangkuriang anakku. Narator Dayang Sumbi kian bertambah bimbang. Dayang Sumbi Bagaimana ini? Aku tak mungkin menikahi anakku sendiri. Aku harus mencari cara untuk menggagalkan kesepakatan nikah kami. Dayang Sumbi Sangkuriang. Aku ingin menyampaikan hal yang bahwasanya bahwa engkau adalah puteraku. Kau yaitu anakku. Aku yang dulu pernah memukul kepalamu sampai berbekas ibarat itu. Sangkuriang Kau bohong! Kau cuma tidak mencintaiku bukan? Makanya kau mengarang kisah yang tidak-tidak semoga komitmen nikah kita gagal. Dayang Sumbi Apa yang aku ceritakan ialah kebenaran. Aku yakni ibumu nak. Narator Setelah panjang lebar Dayang Sumbi menjelaskan perihal dirinya dan puteranya serta anjing yang bernama Kumang, namun Sangkuriang tetap tidak ingin menyimak dan bersikeras hendak menikahi Dayang Sumbi. Dayang Sumbi berpikir keras untuk memperoleh cara supaya pernikahannya dengan puteranya gagal. Adegan 9 Dayang Sumbi Wahai Sangkuriang, apa kamu tetap bersikeras ingin mempersuntingku? Sangkuriang Tentu, tekadku sedah bulat. Dayang Sumbi Baiklah. Aku bersedia menjadi istrimu dengan beberapa syarat. Sangkuriang Apa syarat yang kamu ejekan? Dayang Sumbi Aku ingin engkau menciptakan sebuah bendungan dan membuatkanku suatu perahu untukku. Syarat-syarat tersebut harus sanggup kamu penuhi sebelum fajar datang. Sangkuriang Baiklah! Akan saya jalankan segala kriteria yang kamu olok-olokan. Narator lalu sangkuriang pun pergi. Kemudian beliau mengerahkan segala kesaktiannya dan memanggil jin-jin untuk menciptakan bendungan dan bahtera untuknya. Narator Ketika pekerjaan Sangkuriang tengah berlangsung, Dayang Sumbi memakai tipu tipu muslihat yakni dengan membangunkan ibu-ibu untuk menumbuk padi membuktikan fajar telah tiba. Narator Sangkuriang berhenti melaksanakan pekerjaannya, dan jin-jin pun lari terbirit-birit karena mengira fajar sudah datang. Namun Sangkuriang menyadari bahwa ini hanyalah tipu muslihat dari Dayang Sumbi. Sangkuriang murka dan mengutuk Dayang Sumbi lalu ia merusak bendungan yang setengah jadi dia buat bersama jin-jin nya. Karena amarah yang tak tersalurkan, Sangkuriang pun menendang bahtera tersebut dan jatuh dalam kondisi terbalik. Perahu itu membentuk sebuah Gunung Tangkuban Perahu Sumber Sumber . 400 442 374 141 121 273 73 269